Minggu, 22 Mei 2011

Perkembangan Software Development

Kalau bicara soal trend, tidak bisa di ramalkan. Peramalan trend dipenuhi dengan kesukaran. Dengan mengabaikan sikap hati - hati, sejak lima kepemimpinan di negeri ini. Dalam pengembangan software menawarkan apa yang mereka harapkan belum menjadi trend perkembangan Software Development di Negara ini. Banyak alasan, mulai dari regulasi yang mengekang produk production house (khususnya para programmer), ketidak tegasan pemerintah dalam memotivasi para komunitas IT dan pembangunan infrastruktur yang belum siap.
Dua tema memotong ke seberang bidang-bidang yang memanfaatkan sumber luar akan terus memberikan efek ke lebih banyak lagi orang, dan tester, manajer proyek dan analisa bisnis akan perlu mempelajari bagaimana cara menghadapi tantangan dari penyalur (distribusi). Juga, perkembangan yang cepat akan bertambah populer, sementara percobaan dan kebutuhan rancang bangun akan perlu menemukan tempat mereka di lingkungan tersebut.
Read/WriteWeb membuat sebuah artikel menarik yang berjudul “The Future of Software Development“. Pada artikel tersebut dibahas bagaimana pengembangan perangkat lunak di masa depan dengan sedikit meninjau kembali metode software development yakni waterfall dan agile. Pengembangan perangkat lunak di masa depan akan menggunakan bahasa pemrograman high level, dukungan library, dan metode agile.
Kalau ditarik lebih luas lagi, saya melihat ada kecenderungan kurangnya peminat untuk mempelajari hal-hal yang low level. Kuliah Pemrograman Sistem, Jaringan Komputer, Sistem Operasi, Organisasi dan Arsitektur Komputer jadi momok. Apakah ada faktor lain?. Apa hal ini disebabkan oleh perkembangan zaman?
Metode pengembangan perangkat lunak Agile ini mungkin cocok diterapkan di Indonesia karena kegesitannya, iteratif dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang sering terjadi pada proyek perangkat lunak. Bukankan karakteristik perangkat lunak di Indonesia cenderung berubah, mulai dari proyeknya sampai kebutuhan user? . Proyek perangkat lunak memang menyebalkan, karena user atau customer dapat melakukan perubahan requirement sesukanya, apalagi di Indonesia. Pendekatan Agile ini juga kolaboratif dengan user atau customer, tapi bukankan ini yang menjadi momok para engineer perangkat lunak atau programmer?
Oleh karena itu, bahwa open source bakal sangat penting dan penggunaan bahasa high level jadi lebih penting daripada low level, untuk kepraktisan. Tapi jangan sampai kehilangan konsep dasar yang penting. Selain itu, kemampuan kita untuk mempelajari teknologi baru juga jadi penting sekali. Kita harus bisa cepat belajar dari kemajuan tekhnologi yang semakin berkembang pesat.

Mengatasi Proses Booting yang Terus Berulang

Proses booting windows tidak pernah selesai dan selalu restart terus-menerus. Tentunya masalah ini sangat mengganggu sekali. Untuk itu harus ditelusuri permasalahannya. Gejala ini merupakan masalah yang sangat menyebalkan. Windows gagal startup dan akhirnya komputer selalu restart. Penyebabnya bisa macam-macam. Namun, yang paling sering menjadi biang masalah adalah ketika mencoba atau memaksakan untuk menginstall driver yang tidak cocok atau tidak kompatibel dengan hardware atau windows yang terpasang. Akibatnya windows gagal mengenali driver tersebut pada saat startup, sistemnya bermasalah (crash), dan pada akhirnya windows melakukan prosedur darurat, yaitu melakukan restart.Yang pasti selama ada masalah, siklus seperti ini akan terus berulang.
Anda dapat mencoba melepaskan diri dari siklus seperti ini dengan cara menginterupsi proses booting windows. Langkah yang perlu dilakukan adalah menekan tombol [F8] pada saat awal proses booting. Supaya yakin, anda dapat menekan tombol ini berkali-kali sampai yakin bahwa menu interupsi booting windows telah muncul. Sampai disini, anda bisa memilih baris pilihan “Disable automatic restart on system failure”. Dengan demikian, windows yang terpasang di komputer anda akan memberikan kesempatan untuk menelusuri sejumlah masalah yang mengganggu proses booting windows.

Jumat, 20 Mei 2011

Apa Itu Web Semantik ??????

Web semantik itu merupakan perkembangan dari web 3.0 yang bisa disebut sebagai evolusi dari WWW (World Wide Web), yang dicetuskan pada tahun 2002. Semantic Web didefinisikan sebagai sekumpulan teknologi, dimana memungkinkan computer memahami arti dari sebuah informasi berdasarkan metadata, yaitu informasi mengenai isi informasi (Media Iptek, 2006). Dengan adanya metadata, computer diharapkan mampu mengartikan hasil pemasukan informsi sehingga hasil pencarian menjadi lebih detail dan tepat. W3C (World Wide Web Consortium) mendefinisikan format metadata tersebut adalah Resource Description Format (RDF).

Tiap unit dari RDF adalah 3 komposisi, yaitu subject, predicate, dan object. Subject dan object adalah entitas yang ditunjukkan oleh teks (Media Iptek, 2006). Sedangkan predicate adalah komposisi yang menerangkan sudut pandang dari subject yang dijelaskan object. Hal yang paling menarik dari RDF yaitu object dapat menjadi subject yang nantinya diterangkan oleh object yang lainnya. Sehingga object atau masukan dapt diterangkan secara jelas dan detail, serta sesuai dengan keingingan pengguna yang memberikan masukan. Web semantik merujuk kepada kemampuan aplikasi komputer untuk lebih memahami bahasa manusia, bukan hanya bahasa yang baku dari para penggunanya tetapi juga bahasa yang lebih kompleks, seperti dalam bahasa percakapan sehingga memudahkan penggunanya untuk berkomunikasi dengan mesin.

Web semantik dapat mengolah bahasa dan mengenali homonim, sinonim, atau atribut yang berbeda pada suatu database. Istilah web semantik itu sendiri diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web. Sekarang, prinsip web semantik disebut-sebut akan muncul pada Web 3.0, generasi ketiga dari World Wide Web. Bahkan Web 3.0 itu sendiri sering disamakan dengan web semantik. Web semantik menggunakan XML, XMLS (XML Schema), RDF, RDFS (Resources Description Framework Schema) dan OWL.
Web semantik merujuk kepada kemampuan aplikasi komputer untuk lebih memahami bahasa manusia, bukan hanya bahasa yang baku dari para penggunanya tetapi juga bahasa yang lebih kompleks, seperti dalam bahasa percakapan sehingga memudahkan penggunanya untuk berkomunikasi dengan mesin. Web semantik dapat mengolah bahasa dan mengenali homonim, sinonim, atau atribut yang berbeda pada suatu database.Istilah web semantik itu sendiri diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web. Sekarang, prinsip web semantik disebut-sebut akan muncul pada Web 3.0, generasi ketiga dari World Wide Web. Bahkan Web 3.0 itu sendiri sering disamakan dengan web semantik. Web semantik menggunakan XML, XMLS (XML Schema), RDF, RDFS (Resources Description Framework Schema) dan OWL.