Minggu, 09 Desember 2012

ASPEK KEUANGAN

Aspek Keuangan Tujuan umum pendirian sebuah usaha adalah untuk menghasilkan benefit dan profit. Benefit dan profit tersebut merupakan imbalan atas sejumlah dana yang diinvestasikan dalam sebuah usaha. Dengan demikian, sebuah usaha akan membutuhkan sejumlah uang sebagai modal yang akan digunakan pada tahap pra operasi, tahap pembangunan dan tahap operasional. Dana investasi pada tahap pra operasi biasanya dibutuhkan untuk pengurusan izin-izin usaha, pematangan lahan (land improvement), dan lain-lain. Pada tahap pembangunan dana investasi diperlukan untuk membiayai bangunan fisik seperti kandang, gudang, jalan, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang diperlukan. Pada tahap operasional sebuah usaha membutuhkan sejumlah uang untuk membiayai modal kerja seperti untuk membeli pakan, peralatan dan perlengkapan, vitamin, obat-obatan, membayar gaji karyawan/ upah pekerja, bunga modal, dan lain-lain. Benefit dan profit usaha berasal dari selisih nilai jual produk (susu, telur, ternak, daging, dll) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan pada periode waktu tertentu. Tingkat benefit dan profit yang dihasilkan dari usaha sangat tergantung dari kemampuan usaha dalam mengefisienkan biaya usaha. Berdasarkan hal itu, maka pembiayaan usaha harus direncanakan dengan baik dan cermat dalam bentuk rencana anggaran biaya (RAB). Aspek keuangan dalam studi kelayakan biasanya mempelajari kebutuhan dana untuk aktiva tetap, aktiva lancar, modal kerja, sumber pendanaan, dan sumber penerimaan, analisis biaya dan manfaat, serta arus kas. Biasanya aspek keuangan dalam studi kelayakan didasarkan atas angka proyeksi seperti proyeksi kebutuhan investasi, proyeksi biaya dan manfaat/ keuntungan, dan proyeksi arus kas. Semua proyeksi tersebut pada analisi lebih lanjut menjadi dasar bagi penilaian kelayakan sebuah usaha menurut kriteria investasi (NPV, IRR, dan B/C,) dan menilai kemampuan usaha dalam membayar seluruh biaya yang harus ditanggung. Disamping itu, salah satu dari proyeksi tersebut dapat digunakan untuk mengukur rentang waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan seluruh modal/ investasi yang tanamkan, atau yang lebih dikenal dengan pay back periode (PBP). Sebagai gambaran (tetapi bukan sesuatu yang absolut), dalam mengkaji aspek keuangan dalam studi kelayakan stidaknya ada lima faktor yang harus dikaji. Kelima faktor tersebut adalah : 1. Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja. 2. Sumber-sumber pembelanjaan yang akan dipergunakan. Seberapa banyak dana yang berupa modal sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek, dan berapa yang jangka panjang. 3. Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasi. Termasuk di sini estimasi tentang break event proyek tersebut. 4. Manfaat dan biaya dalam artian finansial, seperti ”rate of retrun on investment”. “net present value”. “internal rate of retrun”. “profitability index”,dan “payback period”. Estimasi terhadap resiko proyek, resiko dalam artian total, atau kalau mungkin yang hanya sistematis. Di sini di samping perlu ditaksir rugi/laba proyek tersebut, juga taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut. 5. Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan penggunaan dana. Aspek Institusional-Organisasional-Manajerial Aspek ini mempelajari badan/ instansi sebagai pelaksana dan bentuk organisasi, serta sistem pengelolaan untuk usaha yang direncanakan. Dalam studi kelayakan badan/ institusi, bentuk organisasi dan sistem pengelolaan dari usaha yang direncanakan perlu mendapat pertimbangan, karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang akan menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan dari usaha yang direncanakan. Kajian terhadap aspek ini setidaknya mampu mengungkapkan dan memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di bawah ini : 1. Badan/ institusi apa yang akan mampu melaksanakan usaha yang direncanakan 2. Bagaimana bentuk organisasi yang cocok untuk usaha yang direncanakan 3. Bagaimana sistem manajemen dalam masa pembangunan/ perkembangan proyek. Siapa pelaksana proyek tersebut? Bagaimana jadwal penyelesaian proyek tersebut? Siapa yang melakukan studi masing-masing aspek: pemasaran, teknis, dan lain sebagainya? 4. Bagaimana sistem manajemen dalam operasi. Bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan. Aspek Lingkungan Keberadaan usaha peternakan yang baru akan memberi pengaruh terhadap lingkungan baik positif maupun negatif. Pengaruh positif biasanya terjadi pada lingkungan sosial-ekonomi karena adanya penyerapan tenaga kerja lokal, pemanfaatan kotoran ternak menjadi kompos atau dimanfaatkan langsung akan meningkatkan kesuburan tanah. Pengaruh negatif timbul akibat adanya limbah yang dihasilkan oleh usaha tersebut. Limbah yang dihasilkan umumnya menjadi sumber polutan bagi air dan udara di lingkungan sekitarnya. Dalam studi kelayakan kajian terhadap aspek lingkungan tidak mendetil, baru sampai pada tahap pendugaan dampak usaha terhadap lingkungan. Kajian yang lebih mendetil mengenai lingkungan dilakukan pada kajian lain yaitu upaya pemantauan lingkungan (UPL) dan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) yang diperlukan untuk menentukan lokasi usaha sebelum feasibility study dan kegiatan usaha setelahfeasibility study, serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Kedua kajian tersebut didasarkan atas hasil studi kelayakan (feasibility study) selesai. Jadi UPL-UKL dan AMDAL dilakukan setelah studi kelayakan usahanya ada/ selesai. Variabel-variabel lingkungan akan dibahas pada bab berikutnya dalam buku ini, namun setidaknya kajian terhadap aspek lingkungan harus mampu mengungkan beberapa pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana sikap dan persepsi masyarakat setempat (tokoh, pemuka agama, dan aparat pemerintah) terhadap keberadaan usaha yang direncanakan ? 2. Berapa orang tenaga kerja setempat yang akan direkrut? 3. Berapa besar limbah cair dan limbah padat yang akan dihasilkan oleh usaha peternakan yang direncanakan? 4. Sampai radius berapa meter bau yang ditimbulkan limbah tersebut. 5. Seberapa jauh limbah tersebut mencemari air ? 6. Bagaimana instalasi pengolahan limbah (IPAL) yang sesuai dan berapa besar kapasitasnya? 7. Apakah limbah yang telah diproses akan dimanfaatkan dan atau dibuang ke mana limbah yang telah diproses tersebut ? 8. Apakah limbah padat akan dibuat kompos ? dan apakah ada alternatif teknologi untuk mengolah limbah tersebut ? Isu lingkungan yang semakin ramai dan fenomena terusik/ terdesaknya beberapa lokasi usaha peternakan oleh pemukiman menyebabkan kesinambungan (sustainability) usaha terancam. Dengan demikian aspek lingkungan merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian dalam sebuah studi kelayakan usaha peternakan. Aspek Legalitas Legalitas sebuah usaha yang direncanakan terkait dengan kebijakan pemerintah dan aspek hukum. Usaha yang direncanakan tidak boleh bertentangan dengan kebijakan dan hukum yang berlaku. Tanpa dukungan legalitas, usaha yang direncanakan dikhawatirkan akan mendapat hambatan pada tahap implementasi rencana dan keberlanjutan usahanya terancam berhenti. Selain itu, legalitas usaha yang direncanakan sangat diperlukan apabila akan berhubungan dengan pihak lain seperti bank, investor, pemerintah, dan pihak-pihak lainnya. Dengan demikian aspek legalitas dalam studi kelayakan harus menjadi bahan pertimbangan. Beberapa hal yang harus dikaji dari aspek legalitas ini adalah : 1. Kesesuaian lokasi/ tempat usaha dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) propinsi atau kabupaten/ kota ? 2. Kesesuaian lokasi/ tempat usaha dengan Rencana Deil Tata Ruang (RDTR) 3. Bentuk badan usaha apa yang akan dipergunakan. 4. Jaminan-jaminan apa saja yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman. 5. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan sebagainya. Aspek Sosial dan Ekonomi Aspek ekonomi dan sosial biasanya dikaji dalam studi kelayakan yang memfokuskan pada analisis ekonomi. Umumnya digunakan dalam proyek-proyek yang direncanakan oleh pemerintah atau proyek-proyek besar. Beberapa hal yang harus dikaji dalam aspek sosial ekonomi ini adalah : 1. Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan negara. 2. Pegaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan yang bisa diperoleh. 3. Penambahan kesempatan kerja 4. Pemerataan kesempatan kerja. 5. Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain? Sebagai supply bahan bagi industri lain, dan pasar bagi hasil industri lain. 6. Aspek yang bersifat sosial: menjadi semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik, dan lain sebagainya Aspek sosial ini merupakan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat, tetapi sulit dikuantifikasikan yang disepakati secara bersama. Tetapi manfaat dan pengorbanan tersebut dirasakan ada. Sebenarnya kesemua aspek tersebut perlu dipelajari, tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam pada investasi/proyek tersebut, maka banyak sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi tersebut mungkin berbeda. Untuk proyek-proyek besar, semua aspek tersebut perlu dipelajari secara mendalam, tetapi untuk proyek-proyek yang kecil mungkin tidak semua aspek perlu diteliti. Umumnya aspek sosial ekonomi tidak begitu diperhatikan bagi proyek-proyek kecil. Kebutuhan dana dan sumbernya Untuk merealisasikan proyek IT di butuhkan dana untuk investasi. Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui, selanjutnya yang perlu ditentukan adalah dalam bentuk apa dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah sumber dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan. Dana tersebut adalah aktiva tetap berwujud seperti:  Tanah  Bangunan  Kantor dan perangkat komputer hardware dan software Aktiva tetap tak berwujud:  Hak Paten  Lisensi  Biaya-biaya pendahuluan  Biaya-biaya sebelum proses produksi Selain untuk aktiva tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja, setelah dana yang di perlukan diketahui, selanjutnya di tentukan dalam bentuk apa dana tersebut di dapat, melalui sumber dana antara lain: 1. Modal pemilik perusahaan 2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal 3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal 4. Dana kredit yang diterima dari bank 5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank Penentuan aliran kas (cash flow) Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas di masa datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan diatas kertas itu dapat menyimpang jauh dari kenyataannya. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk development proyek tersebut dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Urutan prioritas Apabila dijumpai beberapa proyek yang feasible atau layak untuk dilaksanakan, padahal hanya akan melaksanakan satu atau sebagian aja dari usulan-usulan itu karena keterbatasan sumber daya manusia dan dana, maka dapat dilakukan pengurutan prioritas (ranking) untuk menentukan usulan proyek yang paling layak. Dari hasil analisis terhadap elemen-elemen aspek keuangan nanti akan berupa suatu pernyataan apakah rencana bisnis dianggap layak atau tidak layak. Kajian mengenai biaya modal (Cost of Capital) Cost of Capital bertujuan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang akan di pakai dalam berinvestasi. Untuk menghitung keseluruhan dana yang di pakai, rincian analisis biaya dari sumber pembelanjaan ditentukan oleh: • Biaya utang • Biaya modal sendiri • Biaya laba yang ditahan Dana pada kas akan dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan investasi sedangkan operasional cash flow merupakan rencana pendanaan keluar-masuk arus kas jika proyek sudah dioprasionalkan. Komponen-komponen yang dipelajari aspek keuangan dalam study kelayakan bisnis adalah sebagai berikut : • Kebutuhan dana; • Sumber dana; • Proyeksi neraca; • Proyeksi laba rugi; • Proyeksi aliran kas (cash flow) sumber : google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar