Minggu, 25 November 2012

Bahaya makanan instant

Melihat anak makan dengan lahap, makanan cepat saji yang kita sajikan adalah sebuah kebahagian bagi kita sebagai ibu. Namun terkadang kita lupa mengamati kandungan yang terdapat di dalam makanan tersebut, apakah itu aman buat anak atau tidak. Makanan instant yang kita sajikan memang seringkali tersa sangat gurih dan dapat meningkatkan nafsu makan anak kita, namun hal yang patut diwaspadai dibalik kegurihannya tak jarang ada bahaya yang terkandung bagi anak kita. Makanan instan seperti nugget, gorengan ubi dan buah dalam kemasan, mie instant, sosis memang praktis dan enak. Tapi makan-makanan instan tersebut banyak mengandung penyedap dan garam belum lagi pengawet yang memang ditambahkan untuk mengawetkan makanan tersebut agar bertahan dalam waktu yang lama. Konsumsi garam berlebih secara terus-menerus dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit yang bersarang di tubuh kita seperti dikutip dari situs detikHealth bahwa konsumsi garam yang berlebih dapat mengakibatkan beberapa penyakit seperti berikut ini 1. Tekanan darah tinggi (hipertensi) Asupan garam yang tinggi diketahui bisa meningkatkan tekanan darah. Studi tahun 2007 menemukan pasien dengan tekanan darah tinggi akan mendapatkan manfaat yang signifikan dengan mengurangi asupan garam. 2. Penyakit kardiovaskular Tekanan darah yang tinggi bisa mengakibatkan seseorang terkena penyakit serius yang berhubungan dengan kardiovaskular seperti jantung dan kelumpuhan stroke. Diketahui mengurangi asupan 1 gram garam bisa mengurangi risiko stroke hingga seperenamnya. 3. Pembesaran jantung Catatan medis menemukan asupan garam yang tinggi bisa membuat seseorang berisiko menderita left ventricular hypertrophy (pembesaran dari jaringan otot yang membentuk dinding utama jantung untuk memompa). 4. Retensi cairan Jumlah natrium dalam tubuh menentukan tingkat cairan. Jika konsumsi garamnya terlalu banyak maka ginjal akan sulit menghilangkannya dan membuat tubuh mempertahankan cairan yang bisa memicu pembengkakan. 5. Gangguan sistem pencernaan Garam berlebih yang masuk ke tubuh bisa berinteraksi dengan bakteri H.pylori yang menyebabkan tukak lambung, serta garam berlebih bisa mengurangi jumlah pepsin (enzim pencernaan) di dalam tubuh yang akan meningkatkan keasaman dan diare. 6. Meningkatkan sekresi empedu Ketika seseorang banyak mengonsumsi makanan asin maka sekresi empedu akan meningkat yang menyebabkan kepadatan darah semakin tinggi sehingga mengurangi vitalitas. Hal ini juga mengakibatkan masalah kulit seperti wajah dan bibir kering serta kadang menyebabkan sakit dan pendarahan di bibir. 7. Osteoporosis Kelebihan garam bisa mencegah penyerapan kalsium dalam tubuh yang membuat seseorang rentan terkena osteoporosis. Itu baru garam, dalam makanan instant juga sudah pasti mengandung penyedap rasa salah satunya adalah MSG, penguat rasa ini memang masih diperbolehkan untuk digunakan di Indonesia namun mengkonsumsi MSG secara terus menerus dan dalam jumlah yang berlebih juga tak baik untuk kesehatan. Menurut Russell Blaylock penulis buku Excitotoxins – The Taste That Kills seperti yang tertulis dalam situs majalahkesehatan.com MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD (attention deficit disorder). MSG juga meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Ketika konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan kemudian ketika glutamat diblokir, secara dramatis pertumbuhan kanker melambat. Para peneliti telah melakukan beberapa eksperimen di mana mereka menggunakan pemblokir glutamat yang dikombinasi dengan pengobatan konvensional, seperti kemoterapi, dan hasilnya sangat baik. Pemblokiran glutamat secara signifikan meningkatkan efektivitas obat-obat anti kanker. Berikut adalah beberapa efek samping dan gangguan spesifik yang berhubungan dengan MSG menurut Blaylock : Kejang Mual Alergi Ruam Serangan asma Sakit kepala Mulut terasa kering Hilang ingatan Reaksi terhadap MSG dapat terjadi kapan saja, dari mulai segera setelah mengkonsumsi MSG sampai beberapa hari kemudian. Anak-anak lebih rentan terhadap efek negatifnya dibandingkan orang dewasa. Lalu bagaimana dengan pengawet? Salah satu pengawet makanan yang paling sering digunakan pada makanan instant adalah natrium benzoate. Bahan pengawet ini merupakan bahan pengawet yang diperbolehkan digunakan dalam batas aman penggunaan Natrium Benzoat? Berdasarkan keterangan dari International Programme on Chemical Safety pada pemakaian hingga 647-825 mg/kg tidak ada keluhan kesehatan. Namun bagaimana jika melebih batas aman? Natrium benzoat yang merupakan salah satu jenis bahan pengawet organik pada makanan, dimana natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat (C6H5COOH) yang secara komersial dibuat dengan sintesis kimia ini memiliki dampak yang sangat buruk bagi kesehatan jika konsumsinya melebihi ambang batas. Adapun dampak negatif dari penggunaan natrium benzoat berlebih pada tubuh manusia adalah sebagai berikut. 1. Penggunaan pengawet natrium benzoat dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit Lupus (Systemic Lupus Eritematosus/SLE). 2. Efek samping lain yang bisa timbul adalah edema (bengkak) akibat dari retensi (tertahannya cairan di dalam tubuh) dan bias juga karena naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma akibat pengikatan air oleh natrium. 3. Dapat menyebabkan kanker karena natrium benzoat berperan sebagai agen karsinogenik. Misalnya saja pada minuman berisotonik dimana vitamin C (ascorbic acid) yang ditambahkan dalam minuman isotonik akan bereaksi dengan natrium benzoat menghasilkan benzen. Benzen tersebut dikenal sebagai polutan udara dan dapat menyebabkan kanker. 4. Untuk asam benzoat dan natrium benzoat bisa menimbulkan reaksi alergi dan penyakit saraf. 5. Berdasarkan penelitian Badan Pangan Dunia (FAO), konsumsi benzoat yang berlebihan pada tikus akan menyebabkan kematian dengan gejala-gejala hiperaktif, sariawan, kencing terus-menerus serta penurunan berat badan. 6. Sebagai tambahan, dalam riset yang dilakukan oleh Sheffield University di Inggris terhadap bahan pengawet makanan dan minuman yang umum digunakan, menyatakan bahwa natrium benzoat diperkirakan dapat merusak DNA. Hal ini dikemukakan oleh Pete Piper (professor bidang biologi molekuler dan bioteknologi) yang telah meneliti natrium benzoat sejak 1999. Ia pernah menguji natrium benzoat pada sel ragi yang hidup, yang akhirnya menemukan bahwa substansi tersebut (natrium benzoat) dapat merusak DNA mitokondria pada ragi. Di dalam tubuh, mitokondria berfungsi menyerap oksigen untuk menghasilkan energi. Dan bila dirusak, seperti terjadi pada sejumlah kondisi pada saat sakit, maka sel mulai mengalami kegagalan fungsi yang sangat serius. Sehingga di dalam tubuh akan terjadi kerusakan DNA di dalam mitokondria. Memang ada banyak bahaya yang mengintai dibalik konsumsi makanan instant. Sebagai seorang ibu yang memang perduli terhadap kesehatan anak, sebaiknya mulai sekarang kita memperhatikan kandungan bahan dari makanan yang kita sajikan buat buah hati kita. Jika anak kita sudah terlanjur kecanduan dengan makanan instant yang bahkan mungkin menjadi makanan favoritnya, cobalah untuk mulai mengurangi porsi pemberiannya, kemudian kurangi juga waktunya lalu buatkan makanan sehat yang tak kalah enak namun sehat sebagai substitusinya, karena untuk menghilangkan kebiasaan pada anak tidak seperti menggigit cabe yang reaksinya cepat, perlahan tapi pasti anak akan beralih menyukai makanan sehat buatan kita daripada makanan instant. Selain itu contoh dari kita selaku orang tua sangat diperlukan, percuma kalau kita mengarahkan anak kita untuk mengkonsumsi makanan sehat sedangkan kita selaku orang tua tetap mengkonsumsi makanan yang serba instant anak tentu akan mencontoh apa yagn dilakukan oelh orang tuanya. sumber: google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar