Jumat, 02 April 2010

Keindahan Cinta

Manusia dalam dirinya dianugerahi rasa cinta. Cinta inilah yang memberikan manusia daya hidup dan perjuangan. Dengan cinta manusia membangun keharmonisan hidup bersama manusia lainnya. Dengan cinta manusia membina hubungan rumah tangga. Bisa dibayangkan membangun keluarga tanpa cinta, maka yang timbul adalah kegundahan dan kegelisahan. Dengan cinta pula manusia mengabdi kepada Tuhannya. Manusia yang hidup tanpa memiliki rasa cinta, maka hidupnya dipenuhi benci dan dendam. Manusia tanpa rasa cinta, maka yang muncul adalah keegoan. Dengan cinta, manusia dapat melangsungkan hidup dengan kegembiraan dan kepuasan. Cinta lah yang memberikan energi pada manusia untuk melaksanakan tujuan hidupnya. Cinta pula yang memberikan gairah dan semangat hidup pada manusia. Namun dengan cinta pula manusia dapat terjerumus dalam lembah kenistaan, yaitu ketika manusia cinta dunia dan kekuasaan. Cinta dunia inilah yang membawa manusia pada titik nadir kemanusiaan, manusia kehilangan spritualitas karena cinta pada materi. Manusia kehilangan ruh kemanusiaannya menjadi seperti hewan , karena manusia telah teramat cinta pada kebutuhan jasmani semata, maka manusia seperti ini bagai binatang. Ia hanya mengumbar syahwat jasmani saja, inilah yang terdapat pada hewan.


Cinta pada kekuasaan membawa manusia pada tirani bagi manusia lain. Tidak tertebar lagi rasa cinta lagi pada manusia, yang ada adalah nafsu berkuasa. Sesungguhnya cinta manusia dapat dibagi menjadi dua yaitu cinta sejati atau cinta pada Tuhan dan cinta imitasi atau cinta terhadap segala lain-Nya. Tapi, dalam pengujian yang lebih dekat, orang melihat semua cinta sesungguhnya adalah cinta pada Tuhan, karena segala sesuatu adalah pantulan dan bayang-bayang-Nya. Sedangkan adanya perbedaan antara dua jenis cinta tersebut dikarenakan orang memahami yang ada hanyalah Tuhan dan cinta untuk-Nya semata. Sedangkan cinta pada yang lainnya, karena meyakini adanya keterlepasan eksistensi dari-Nya atas segala objek keinginan yang dicintai, dan tidak mengarahkan pada hubungan cinta terhadap-Nya.

Padahal cinta kepada yang selain-Nya tapi berasal dari-Nya, akan membawa orang kepada-Nya. Setiap objek keinginan dari orang perorang akan menunjukkan kepalsuannya, dan orang akan mengalihkan cintanya. Namun, bagaimanapun juga setiap hasrat cinta tidak akan menemukan Kekasih Sejati kecuali setelah kematian, manakala ia sudah terlambat untuk menutup jurang keterpisahan. Pada saat itu, sesal kemudian tidak berguna, karena dalam hidupnya manusia seperti ini telah memberikan cintanya pada selain Tuhan.

Sumber : google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar